Kamis, 28 Agustus 2014

10:42 AM -

Cinta yang Sebenar benarnya...

Cinta... Semua orang pernah merasakannya dan berbagai macam pula cara kita menanggapinya. Ada yang senang ada yang bahagia, ada yang sedih adapula yang tersakiti. namun cinta itu yang sebenar benarnya adalah cinta yang menentramkan hati. Ketika kita salah menjatuhkan cinta dan meletakkan hati kepaada manusia maka cinta yang datang bukanlah cinta yang menenangkan atau menentramkan. Kadang kita juga tidak bijak dalam mencintai seseorang, hingga cinta itu menjadi sebuah cinta yang berlebihan..
Seperti yang dikatakan Sahabat Ali Bin Abi Thalib.. 
Dari Ubaid Al Kindi berkata,
سمعت عليا يقول لابن الكواء هل تدري ما قال الأول أحبب حبيبك هونا ما عسى أن يكون بغيضك يوما ما وأبغض بغيضك هونا ما عسى أن يكون حبيبك يوما ما
"Aku mendengar Ali berkata kepada Ibnul Kawwa, 'Apakah engkau tahu apa yang dikatakan yang pertama?.' "Cintailah orang yang engkau cintai dengan sewajarnya, karena mungkin ia akan menjadi orang yang engkau benci suatu hari nanti. Bencilah orang yang engkau benci dengan sewajarnya, mungkin ia akan menjadi kecintaanmu suatu hari nanti."
Dari Aslam dari Umar bin Khaththab berkata:
لا يكن حبك كلفا ولا بغضك تلفا فقلت كيف ذاك قال إذا أحببت كلفت كلف الصبي وإذا أبغضت أحببت لصاحبك التلف
"Janganlah cintamu menjadikan keterlenaan bagimu, dan jangan pula kebencianmu menjadikan kehancuran bagimu." Aku berkata, "Bagaimanakah itu?" la berkata, "Bila engkau mencintainya, maka engkau mencintainya sampai engkau terlena seperti layaknya seorang anak kecil, dan bila engkau membenci, engkau menginginkan kehancuran baginya."

maka .. cinta yang sesungguhnya yaitu...

Dua kalimah syahadah adalah bukti bahawa cinta kepada Allah dan Rasulullah s.a.w. tidak terpisah. Cinta Allah itu tujuan, cinta Rasulullah itu jalan. Tidak mungkin tercapai tujuan “lailahaillallah” tanpa mengikut jalan “Muhammad Rasulullah.”

Senin, 25 Agustus 2014

2:46 PM -

Mam, Mother, the best teacher in the world

Di Jepang ada namanya “kyoiku mama” (ibu pendidikan) para ibu di Jepang rata-rata tidak bekerja, tapi hanya untuk mendidik dan mengurusi anak2 mereka mulai bangun, berangkat pulang sekolah, kursus, les, sampai tidur lagi, semuanya di bawah didikan sang ibu.
Para kyoiku mama ini menanamkan kesopanan, kebersihan pada anak mereka, rata2 mereka lulusan S1/S2. Mereka sekolah tinggi bukan untuk berkarier tapi “mendidik anak” itulah karier mereka yang tertinggi.
Dan kemajuan ekonomi Jepang adalah karena ditopang oleh kyoiku mama ini makanya tidak heran kalau orang Jepang itu disiplin, etos kerja tinggi, menjaga kebersihan itu semua hasil didikan para
kyoiku mama, sehingga sekolah hanya untuk menstransfer ilmu saja.
Sementara “Ryousai kenbo” adalah slogan yang kembali digalakkan pemerintah Jepang, istilah ini muncul di jaman restorasi Meiji dan banyak dianut keluarga Jepang untuk mewujudkan keluarga harmonis ideal.
Ryousai: istri yg baik
Kenbo: ibu yang bijaksana
Intinya menyerukan bahwa wanita peran terhormat sebagai istri yang baik dan bijaksana, pembagian peran alami sesuai fitrah antara perempuan dan laki laki.
Peran perempuan sebagai menteri dalam negeri dan motivator domestik rumah tangganya dan peran lelaki jadi menteri luar negri keluarganya sebagai motivator logistik dan publik.