Selasa, 20 Januari 2015

10:45 PM - ,,

Mengapa Harus Takut


Keberanian, suatu hal yang mutlak diperlukan oleh kita untuk bisa mengarungi kehidupan ini dengan baik. Namun seringkali kita dihantui rasa takut,  takut gagal, takut salah dan lain sebagainya yang menghambat kita untuk melakukan sesuatu. Ketakutan itu semakin besar kala kita sering dihantui oleh kegagalan,  sehingga menjadi sebuah trauma tersendiri.
Namun, ketika memikirkan ketakutan itu, ternyata itu hanyalah sebuah bayangan belaka yang terlalu terdramatisir dalam fikiran. Sebanarnya semua itu tak ada, itu hanyalah sebuah bayangan pesimisme saja. Semakin tua kita semakin takut oleh bayangan kepalsuan itu, padahal sewaktu kecil dulu kita tak pernah takut untuk mencoba, semakin gagal maka akan semakin penasaran dan terus mencoba hingga berhasil.

Sebuah pelajaran dari seorang sahabat, seorang yang penuh keberanian, nyalinya besar dan menyukai tantangan. Ia adalah seorang pembalap, crosser, meski amatiran namun darah pembalapnya membuat ia tak takut melaju kencang memacu sepeda motornya dengan kencang. Suatu ketika, aku tengah membonceng motornya, ia melaju seolah tak memikirkan keselamatan kita berdua, ia terus melaju kencang.  Jalanan waktu itu sangat licin, jalan yang kami lalui adalah jalan tanah yang lembek, menjadi licin ketika musim hujan. Kami menuju sebuah jembatan di kebun kami untuk melihat keadaannya, ia melaju kencang tak peduli dengan kondisi jalanan. Tanganku berpegang kencang dilingkar perutnya, dibayangi oleh ketakutan, takut jatuh dan celaka. Sembari memegang erat lingkar perutnya, dalam hatiku berdoa agar selamat. Dan tiba tiba, jalanan licin itu membuat roda motor kami tak mampu mencengkram tanahnya, kemudian kami terjatuh bersama motornya. Sepeda motor itu menimpa kami, menimpa sahabatku itu, dan anehnya ia malah tertawa, seolah menikmati peristiwa itu. Aku bangkit lalu membantu menaikkan motornya, ia tertawa puas.
Dalam hatiku bertanya tanya, mengapa ia begitu bahagia, seolah tak ada ketakutan didalam dirinya. Kemudian aku merenung, sebenarnya yang kutakutkan itu terlalu berlebihan, ketika jatuh pun tak akan separah yang aku bayangkan, mungkin hanya lecet dikaki dan tangan atau terkilir saja. Namun, yang terpenting adalah mensyukuri hal itu, karena masih diberikan keselamatan.
Memang, tak mudah menghilangkan rasa "Takut" dalam diri, namun sebenarnya itu adalah sebuah ujian,  yang seharusnya ditakutkan adalah gagal terhadap  dunia, gagal mengumpulkan tabungan amal baik sebanyak banyaknya didunia untuk kebaikan di akhirat, dan sebenarnya dunia ini hanyalah sementara dan menipu.